Kamis, 24 Oktober 2013

STRATEGI JOB ANALYSIS DALAM RECRUITMENT


Dalam menjalankan kegiatan perusahaan dibutuhkan peranan sumber daya manusia. Tanpa adanya sumber daya manusia, sudah pasti mengganggu kegiatan operasional yang mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian, akibat kurang suportnya SDM yang ada.

Perusahaan sudah tentu mengambil beberapa rencana back-up untuk menjamin ketersediaan sumber daya manusia. Dan tentu ini merupakan tugas dari rekan Tim Rekruitment untuk menjamin hal tersebut.

Rekruitmen adalah serangkaian kegiatan yang dimulai ketika sebuah perusahaan atau organisasi memerlukan tenaga kerja dan membuka lowongan sampai mendapatkan calon kaaryawan yg diinginkan/kualified sesuai dgn jabatan atau lowongan yg ada. Dengan demikian tujuan, rekruitmen adalah menerima pelamar sebanyak-banyaknya sesuai dengan kualifikasi kebutuhan perusahaan dari berbagai sumber, sehingga memungkinkan akan terjariring calong karyawan dengan kualitas tertinggi dari yg terbaik.

Ada beberapa penyebab pos suatu posisi tertentu menjadi kosong (vacant) antara lain:
1.    Pensiun
2.    Resign
3.    PHK
4.    Promotion ke posisi yang lebih tinggi
5.    Posisi baru
6.    Dan lain-lain

Tim Rekruitment akan memulai proses recruitment apabila sudah menerima Form Permintaan Tenaga Kerja (Manpower Request) dari masing-masing Department/Divison.

Namun demikian penambahan MP harus didasari atas asas kehati-hatian yang tinggi. Karena kesalahan akan pengrekrutan akan mengakibatkan terus mengalami kerugian sepanjang orang yang diterima tersebut masih bekerja. Faktor yang paling mengerikan lagi adalah bukan hanya karena underperformance, tetapi juga factor influence Pekerja tersebut terhadap karyawan lain. Sifat toxic yang dimiliki Pekerja tersebut yang harus dieliminir. Namun demikian penyelesaian PHK sesuai aturan uu 13 tahun 2003 merupakan suatu beban yang cukup besar untuk perusahaan. Karena dampak yang benar-benar dapat mengakibatkan kerugian yang besar dan nyata bagi perusahaan, maka Recruitment Pekerja benar-benar harus memiliki prinsip kehati-hatian.

Karena factor tersebut ada beberapa solusi yang diberikan untuk masalah ini seperti:
1.    Overtime, untuk pekerja lain untuk menutupi gap posisi yang kosong tersebut
2.    Outsourcing, memakai tenaga kerja dari luar dan sifatnya hanya kontrak saja
3.    Elimination job desc, menghapus job desc vacant, dengan cara mendistribusikan job desc vacant tersebut ke tim yang lain.

Sebelum melakukan pengrekruitan tenaga kerja, system yang baik, sebaiknya kita melakukan job analysis dulu, mengamati pekerjaan tersebut. Dan merekomendasikan hasll observasi dalam pengerekruitan tenaga kerja yang baru atau dengan merekomensikan pilihan yang lain.










Job Analysis: merupakan suatu kegiatan pengamatan/preview terhadap suatu pekerjaan. Pengamatan ini meliputi bagaimana tugas, tanggungjawab, dan kewajiban yang harus dimiliki terhadap jabatan ini. Output terhadap job analysis ini adalah rekomendasi apakah perlunya penambahan Manpower atau distribusi jabatan ini ke yang lain.







JOB ANALYSIS AND RECOMMENDATION
Setelah melakukan job analysis, setelah itu kita melakukan recommendation kepada pihak terkait. Recommendasi ini ada dua yaitu Penambahan MP (ADD MP) dan Penghapusan job (Eliminated job). Dari ADD MP diturunkan lagi apakah perlu memakai outsourcing, contract, atau penambahan karyawan. Sedangkan Eliminated job juga diturunkan lagi menjadi penambahan overtime, distribusi job atau doble job.



ADDITIONAL MANPOWER
Penambahan Manpower merupakan suatu pilihan terakhir. Penambahan satu Manpower dapat menambah biaya yang mengikutinya seperti biaya gaji, biaya atk, biaya konsumsi, biaya thr dan lain-lain. Penambahan manpower tidak hanya menambah biaya gaji saja, tetapi ditambah biaya lainnya yang mengikutinya. Konsekuensi dari adalah suatu perhatian yang khusus dan merupakan alternative terakhir.
Penambahan MP sendiri ada beberapa alternativenya seperti: outsourcing, contract atau permanent. Untuk penambahan outsourcing biasanya untuk penambahan tenaga kerja yang sifatnya untuk mengerjakan pekerjaan yang musiman dan tidak terlalu berat. Untuk pilihan ini memerlukan biaya yang tidak terlalu mahal dibandingkan yang lain.
Sedangkan untuk pekerjaan contract, biasanya untuk pekerjaan yang mirip dengan pekerjaan yang karyawan permanent. Keuntungan dari model ini adalah pemutusan hubungan kerjanya tidak susah dengan berakhirnya masa kontrak. Hanya saja dampak negative untuk pekerja kontrak ini, biasanya kurang familiar di Indonesia sehingga Pekerja yang memiliki status pekerja cenderung untuk mencari pekerjaan lain untuk posisi yang lebih aman yaitu permanent. Untuk antisipasi hal ini, biasanya ada tawaran di akhir kontrak untuk peluang diangkat menjadi permanent.
Untuk model terakhir penambahan Pekerja permanent. Untuk proses ini sekali proses kehati-hatian harus diutamakan, karena sekali kita salah rekrut orang yang salah akan mengakibatkan cost yang tinggi dan bisa menjadi toxic dan pemutusan hubungan kerja dapat menimbulkan biaya yang sangat tinggi bagi perusahaan. Sedangkan rekrut pekerja yang ideal biasanya diikuti permintaan comben yang tinggi pula dari Pekerja. Sedangkan rekrut pekerja yang keahlian masuk dalam kategori biasa saja dapat menjadi beban bagi perusahaan ke depan karena performance yang standar.

  
ELIMINATION JOB
Posisi yang ada dipandang sebagai suatu peluang dengan cara mengeliminasi pekerjaan tersebut. Eliminasi pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan mengalihkan pekerjaan yang ada tadi didistribusikan ke teman sekitar atau ke bawah, samping atau ke atas.


















Eliminasi ke bawah tentu biasanya berupa penambahan jumlah overtime. Sedangkan ke samping bisa berupa penambahan overtime atau double job. Sedangkan eliminasi ke atas sudah tentu berupa double job.
Beberapa keuntungan dengan cara melakukan eliminasi seperti:
1.    Penambahan gaji atau overtime terhadap pekerja yang double job atau overtime tentu jauh lebih hemat daripada menggantikan pekerja yang ada dengan penambahan MP.
2.    Penambahan gaji/overtime bagi yang double job akan meningkatkan pendapatan, dan mungkin ini di atas upah minimum regional. Dan salah satu permasalahan upah adalah upah minimum yang sering dianggap rendah oleh pekerja, apalagi upah tersebut di bawah UMR.
3.    Memaksimumkan tenaga kerja yang ada. Dengan penambahan pekerjaan dari pekerjaan yang dieliminasi. Lingkungan kerja akan penuh dengan semangat kerja yang positif.
4.    Tidak perlu penambahan peralatan support atau tunjangan seperti THR dan lain-lain,

Job analysis bisa digunakan lebih maksimal lagi pada pengajuan revisi modifikasi perubahan system apakah itu SOP nya maupun terhadap software. Dengan kemajuan teknologi system informasi yang lebih cepat, akan sangat membantu perusahaan dalam kegiatan operasional perusahaan.
Distribusi pekerjaan yang dieliminasi bisa sebagian diambil oleh teknologi system informasi. Dan sisanya bisa didisitribusikan ke rekan/bawahan atau atasan.

Kesimpulan:
Penambahan MP akan menimbulkan biaya yang tinggi bagi perusahaan. Pengalihan dari permintaan tenaga kerja ke distribusi job ke yang lain merupakan suatu solusi menekan biaya. Sekaligus meningkatkan pendapatan yang lain dengan menerima distribusi job dari Pekerja yang keluar.
Pertimbangan penggunaan kemajuan teknologi akan system informasi sangat membantu untuk me-reduce pekerjaan dari Pekerja sekaligus menghemat jumlah MP.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar