Performance Evaluation (PE)
Bentuk penilain pribadi yang terdiri:
- Penilaian kolektif (BSC)
- Penilaian pencapaian individu (Job Assignment)
- Penilaian disiplin (faktor pengurang)
Sedangkan bentuk penilaian Kolektif/Departemen/Divisi terdiri dari:
- Penilaian Target Corporate
- Penilaian target Departemen/Divisi yang terdiri dari:
- Penilaian Finance
- Penilaian Customer
- Penilaian Learning Growth
- Penilaian Internal Process
Jumat, 25 Oktober 2013
NILAI
Kelas Kamis malam kampus B
Soal 1.
Pakari latihan soal no 1. Revisinya Perusahaan memperluas cabang dgn membuka cabang di pasar kramat jati. Perusahaan ini retain buah2an, jelaskan 4 lingkungan perusahaan yg hrs diperhatikan. berikut penjelasanya. (Fokus pada fakta lalu dihubungkan dgn lingkungan perusahaan bukan definisi)
soal 2. Masalah dlm menerapkan sistem info global terdiri dari 3 bagian:
1. kendala politis, 2. permsalahan teknologi, 3. kurangnya dukungan dari para manager
jelaskan bagaimana menangggapi masalah tsb.
soal 3. Jika anda ingin membuka alfamart.
jelaskan bagaimana rencana bisinis strateginya.
(jelaskan fokus pada rangka rencana bisnis strateginya)
Judul email haru pakai nama dan NIM
Dikirim paling lambat setelah soal ini direlease.
kirim ke andyaljogja@gmail.com
Soal 1.
Pakari latihan soal no 1. Revisinya Perusahaan memperluas cabang dgn membuka cabang di pasar kramat jati. Perusahaan ini retain buah2an, jelaskan 4 lingkungan perusahaan yg hrs diperhatikan. berikut penjelasanya. (Fokus pada fakta lalu dihubungkan dgn lingkungan perusahaan bukan definisi)
soal 2. Masalah dlm menerapkan sistem info global terdiri dari 3 bagian:
1. kendala politis, 2. permsalahan teknologi, 3. kurangnya dukungan dari para manager
jelaskan bagaimana menangggapi masalah tsb.
soal 3. Jika anda ingin membuka alfamart.
jelaskan bagaimana rencana bisinis strateginya.
(jelaskan fokus pada rangka rencana bisnis strateginya)
Judul email haru pakai nama dan NIM
Dikirim paling lambat setelah soal ini direlease.
kirim ke andyaljogja@gmail.com
Kamis, 24 Oktober 2013
STRATEGI JOB ANALYSIS DALAM RECRUITMENT
Dalam
menjalankan kegiatan perusahaan dibutuhkan peranan sumber daya manusia. Tanpa
adanya sumber daya manusia, sudah pasti mengganggu kegiatan operasional yang
mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian, akibat kurang suportnya SDM yang
ada.
Perusahaan
sudah tentu mengambil beberapa rencana back-up untuk menjamin ketersediaan
sumber daya manusia. Dan tentu ini merupakan tugas dari rekan Tim Rekruitment
untuk menjamin hal tersebut.
Rekruitmen adalah serangkaian kegiatan yang dimulai ketika sebuah perusahaan atau organisasi memerlukan tenaga kerja dan membuka lowongan sampai mendapatkan calon kaaryawan yg diinginkan/kualified sesuai dgn jabatan atau lowongan yg ada. Dengan demikian tujuan, rekruitmen adalah menerima pelamar sebanyak-banyaknya sesuai dengan kualifikasi kebutuhan perusahaan dari berbagai sumber, sehingga memungkinkan akan terjariring calong karyawan dengan kualitas tertinggi dari yg terbaik.
Rekruitmen adalah serangkaian kegiatan yang dimulai ketika sebuah perusahaan atau organisasi memerlukan tenaga kerja dan membuka lowongan sampai mendapatkan calon kaaryawan yg diinginkan/kualified sesuai dgn jabatan atau lowongan yg ada. Dengan demikian tujuan, rekruitmen adalah menerima pelamar sebanyak-banyaknya sesuai dengan kualifikasi kebutuhan perusahaan dari berbagai sumber, sehingga memungkinkan akan terjariring calong karyawan dengan kualitas tertinggi dari yg terbaik.
Ada
beberapa penyebab pos suatu posisi tertentu menjadi kosong (vacant) antara
lain:
1. Pensiun
2. Resign
3. PHK
4. Promotion
ke posisi yang lebih tinggi
5. Posisi
baru
6. Dan
lain-lain
Tim
Rekruitment akan memulai proses recruitment apabila sudah menerima Form
Permintaan Tenaga Kerja (Manpower Request) dari masing-masing Department/Divison.
Namun
demikian penambahan MP harus didasari atas asas kehati-hatian yang tinggi.
Karena kesalahan akan pengrekrutan akan mengakibatkan terus mengalami kerugian
sepanjang orang yang diterima tersebut masih bekerja. Faktor yang paling mengerikan
lagi adalah bukan hanya karena underperformance, tetapi juga factor influence
Pekerja tersebut terhadap karyawan lain. Sifat toxic yang dimiliki Pekerja
tersebut yang harus dieliminir. Namun demikian penyelesaian PHK sesuai aturan
uu 13 tahun 2003 merupakan suatu beban yang cukup besar untuk perusahaan.
Karena dampak yang benar-benar dapat mengakibatkan kerugian yang besar dan
nyata bagi perusahaan, maka Recruitment Pekerja benar-benar harus memiliki
prinsip kehati-hatian.
Karena
factor tersebut ada beberapa solusi yang diberikan untuk masalah ini seperti:
1. Overtime,
untuk pekerja lain untuk menutupi gap posisi yang kosong tersebut
2. Outsourcing,
memakai tenaga kerja dari luar dan sifatnya hanya kontrak saja
3. Elimination
job desc, menghapus job desc vacant, dengan cara mendistribusikan job desc
vacant tersebut ke tim yang lain.
Sebelum
melakukan pengrekruitan tenaga kerja, system yang baik, sebaiknya kita
melakukan job analysis dulu, mengamati pekerjaan tersebut. Dan merekomendasikan
hasll observasi dalam pengerekruitan tenaga kerja yang baru atau dengan
merekomensikan pilihan yang lain.
Job
Analysis: merupakan suatu kegiatan pengamatan/preview terhadap suatu pekerjaan.
Pengamatan ini meliputi bagaimana tugas, tanggungjawab, dan kewajiban yang harus
dimiliki terhadap jabatan ini. Output terhadap job analysis ini adalah
rekomendasi apakah perlunya penambahan Manpower atau distribusi jabatan ini ke
yang lain.
JOB
ANALYSIS AND RECOMMENDATION
Setelah
melakukan job analysis, setelah itu kita melakukan recommendation kepada pihak
terkait. Recommendasi ini ada dua yaitu Penambahan MP (ADD MP) dan Penghapusan
job (Eliminated job). Dari ADD MP diturunkan lagi apakah perlu memakai
outsourcing, contract, atau penambahan karyawan. Sedangkan Eliminated job juga
diturunkan lagi menjadi penambahan overtime, distribusi job atau doble job.
ADDITIONAL
MANPOWER
Penambahan
Manpower merupakan suatu pilihan terakhir. Penambahan satu Manpower dapat
menambah biaya yang mengikutinya seperti biaya gaji, biaya atk, biaya konsumsi,
biaya thr dan lain-lain. Penambahan manpower tidak hanya menambah biaya gaji
saja, tetapi ditambah biaya lainnya yang mengikutinya. Konsekuensi dari adalah
suatu perhatian yang khusus dan merupakan alternative terakhir.
Penambahan
MP sendiri ada beberapa alternativenya seperti: outsourcing, contract atau
permanent. Untuk penambahan outsourcing biasanya untuk penambahan tenaga kerja
yang sifatnya untuk mengerjakan pekerjaan yang musiman dan tidak terlalu berat.
Untuk pilihan ini memerlukan biaya yang tidak terlalu mahal dibandingkan yang
lain.
Sedangkan
untuk pekerjaan contract, biasanya untuk pekerjaan yang mirip dengan pekerjaan
yang karyawan permanent. Keuntungan dari model ini adalah pemutusan hubungan
kerjanya tidak susah dengan berakhirnya masa kontrak. Hanya saja dampak
negative untuk pekerja kontrak ini, biasanya kurang familiar di Indonesia
sehingga Pekerja yang memiliki status pekerja cenderung untuk mencari pekerjaan
lain untuk posisi yang lebih aman yaitu permanent. Untuk antisipasi hal ini,
biasanya ada tawaran di akhir kontrak untuk peluang diangkat menjadi permanent.
Untuk
model terakhir penambahan Pekerja permanent. Untuk proses ini sekali proses
kehati-hatian harus diutamakan, karena sekali kita salah rekrut orang yang
salah akan mengakibatkan cost yang tinggi dan bisa menjadi toxic dan pemutusan
hubungan kerja dapat menimbulkan biaya yang sangat tinggi bagi perusahaan.
Sedangkan rekrut pekerja yang ideal biasanya diikuti permintaan comben yang
tinggi pula dari Pekerja. Sedangkan rekrut pekerja yang keahlian masuk dalam
kategori biasa saja dapat menjadi beban bagi perusahaan ke depan karena
performance yang standar.
ELIMINATION JOB
Posisi
yang ada dipandang sebagai suatu peluang dengan cara mengeliminasi pekerjaan
tersebut. Eliminasi pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan mengalihkan
pekerjaan yang ada tadi didistribusikan ke teman sekitar atau ke bawah, samping
atau ke atas.
Eliminasi ke bawah tentu biasanya berupa penambahan jumlah overtime. Sedangkan ke samping bisa berupa penambahan overtime atau double job. Sedangkan eliminasi ke atas sudah tentu berupa double job.
Beberapa
keuntungan dengan cara melakukan eliminasi seperti:
1. Penambahan
gaji atau overtime terhadap pekerja yang double job atau overtime tentu jauh
lebih hemat daripada menggantikan pekerja yang ada dengan penambahan MP.
2. Penambahan
gaji/overtime bagi yang double job akan meningkatkan pendapatan, dan mungkin
ini di atas upah minimum regional. Dan salah satu permasalahan upah adalah upah
minimum yang sering dianggap rendah oleh pekerja, apalagi upah tersebut di
bawah UMR.
3. Memaksimumkan
tenaga kerja yang ada. Dengan penambahan pekerjaan dari pekerjaan yang dieliminasi.
Lingkungan kerja akan penuh dengan semangat kerja yang positif.
4. Tidak
perlu penambahan peralatan support atau tunjangan seperti THR dan lain-lain,
Job
analysis bisa digunakan lebih maksimal lagi pada pengajuan revisi modifikasi
perubahan system apakah itu SOP nya maupun terhadap software. Dengan kemajuan
teknologi system informasi yang lebih cepat, akan sangat membantu perusahaan dalam
kegiatan operasional perusahaan.
Distribusi
pekerjaan yang dieliminasi bisa sebagian diambil oleh teknologi system
informasi. Dan sisanya bisa didisitribusikan ke rekan/bawahan atau atasan.
Kesimpulan:
Penambahan
MP akan menimbulkan biaya yang tinggi bagi perusahaan. Pengalihan dari
permintaan tenaga kerja ke distribusi job ke yang lain merupakan suatu solusi
menekan biaya. Sekaligus meningkatkan pendapatan yang lain dengan menerima
distribusi job dari Pekerja yang keluar.
Pertimbangan
penggunaan kemajuan teknologi akan system informasi sangat membantu untuk
me-reduce pekerjaan dari Pekerja sekaligus menghemat jumlah MP.
Sabtu, 12 Oktober 2013
Grading System
Grading system adalah golongan dari Pekerja yang menunjukkan tingkatan Pekerja tsb dalam perusahaan, yang tentunya penentuan golongan Pekerja tsb harus disesuaikan terlebih dahulu pada kualifikasi dan kompetensi yang dimilikinya.
Berikut gambar di tahap posisi mana grading system tsb berada:
Pada gambar di atas nampak bahwa sebelum melakukan pemetaan terhadap Grading System, kita harus melakukan Job Evaluation terlebih dahulu.
Definisi Job Evaluation adalah Suatu proses yang sistematik untuk menetapkan nilai relative dari seluruh jabatan dalam suatu organisasi sebagai dasar untuk mendesain ComBen system yang adil dan kompetitif. Fungsi job evaluation:
1. Untuk menetapkan factor penyeimbang dalam penyusunan struktur penggajian,
2. Untuk menetapkan tingkat penggajian yang kompetitif dengan perusahaan lain. Hal hal yang diukur dalam job evaluation:
1. Bobot jabatan,
2. Nilai relative dari setiap jabatan,
3. Beban kerja setiap jabatan,
4. Peran dari setiap jabatan secara umum.
Dengan mengetahui bobot masing-masing Pekerja/Title Pekerja, akan memudahkan kita dalam melakukan penilaianan terhadap grading system. Ada beberapa teori untuk pembuatan grading system, antara lain:
1. Job Ranking Method
Metode job
evaluation yang paling sederhana, paling mudah dilakukan, dan paling murah
biayanya. Melalui metode ini jabatan jabatan diurutkan (rank) sesuai nilai
kepentinganya bagi perusahaan. Jabatan yang lebih dibutuhkan atau lebih
kompleks ditempatkan di atas jabatan yang kurang dibutuhkan atau lebih
sederhana.
Keunggulan: Serderhana; mudah; murah
dan mudah dipahami seluruh karyawan.
Kelemahan: Faktor subyektifitas sangat
tinggi meskipun dievaluasi oleh sekelompok tim, oleh karena tidak didasarkan
pada factor factor yang dapat diukur secara obyektif. Hanya dapat dilakukan
untuk perusahaan dengan jumlah jabatan sedikit (di bawah 20 jabatan)
Contoh job
rangking:
1.
Direktur
2.
Manajer Pemasaran
3.
Manajer Keuangan & Administrasi
4.
Manajer operasi
5.
Staf pemasaran
6.
Staf akuntansi
7.
Staf operasi
8.
Staf administrasi
9.
Sekretaris
10. Mesengger
11. Office
boy
Metode ini
sedikit lebih canggih dari Job ranking, dimana jabatan tidak sekedar di ranking
namun telah menggunakan kategori yang berjenjang atau grade untuk setiap
jabatan. Kategori grading didasarkan atas deskripsi pekerjaan setiap jabatan
yang kemudian dikelompokkan dalam 4 sd 9 level. Grade setiap jabatan
disesuaikan dengan criteria masing masing kategori tersebut.
Keunggulan: Aplikasi metode cukup
sederhana, mudah dilakukan, hampir mirip dengan job grading.
Kelemahan: Masih mengandung unsure
subyektif, terutama ketika menyusun criteria kategori/ grade.
Job Grade
|
Standard Description
|
I
|
Work is simple and highly
repetitive, done under close supervision, requiring minimal training and
little responsibility or initiative. Example Janitor; File clerk
|
II
|
Work is simple repetitive, done
under close supervision, requiring some training or skill. Employee is
expected to assume responsibility or exhibit initiative only rarely. Example:
clerk typist I; Machine Cleaner
|
III
|
Work is simple, with little
variation, done under general supervision. Training or skill required.
Employee has minimum responsibilities and must take some initiative to
perform satisfactorily. Example Clerk typist II; part expeditor; machine
cleaner.
|
IV
|
Work is moderately complex,
with some variation, done under general supervision. High level of skill
required. Employee is responsible of equipment or safety; regularly exhibits
initiative, example Machine operator I; Chief Clerk Typist.
|
V
|
Work is complex, varied done
under general supervision. Advanced skill level required. Employee is
responsible for equipment and safety; shows high degree or initiative.
Example: Machine Operator II; Mechanic I.
|
Metode evaluasi
dengan cara membandingkan factor factor yang compensable dari setiap jabatan
dengan mengacu pada key jobs (jabatan kunci) yang diperoleh melalui
benchmark pada dasar tenaga kerja.
Keunggulan: Metode ini memungkinkan
perusahaan untuk memberikan penilaian sesuai kebutuhannya (customized)
dan lebih obyektif dari metode job rangking dan job grading.
Kelemahan: Membanding bandingkan factor
yang compensable memakan waktu banyak.
Rp.
000
COMPENSABLE FACTORS
|
KEY JOBS
|
||||
Secretary
|
Office Boy
|
IT Officer
|
Forklift Driver
|
Data Entry Clerk
|
|
1. Responsibility
|
2.40
|
1.40
|
3.00
|
1.80
|
0.80
|
2. Skill
|
2.00
|
1.20
|
4.00
|
1.80
|
0.80
|
3. Mental Effort
|
1.80
|
1.40
|
3.00
|
1.20
|
0.60
|
4. Physical Effort
|
0.80
|
0.80
|
2.00
|
2.80
|
1.80
|
5. Work Condtion
|
0.60
|
0.60
|
0.60
|
1.80
|
0.60
|
Total
|
7.60
|
5.40
|
12.60
|
9.40
|
4.60
|
Adalah metode
job evaluation yang paling banyak digunakan karena obyektifitas dan akuransinya
yang sangat tinggi. Dalam metode ini jabatan dinilai atas dasar factor factor
yang dapat dinilai dengan uang (compensable) dengan menggunakan point
(angka). Factor factor yang dimaksud antara lain adalah ketrampilan (skill),
tanggungjawab (responsibility), upaya fisik dan mental, serta kondisi kerja
(working condition).
Keunggulan: Metode ini dianggap paling
baik oleh karena penilaian atas dasar point jauh lebih obyektif dan akurat
disbanding metode evaluasi lainnya.
Kelemahan: Proses memakan waktu cukup
lama.
No
|
Compensable Factor
|
Level
|
||||
%
|
Min
|
Low
|
Moderate
|
High
|
||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|||
1
|
RESPONSIBILITY
|
31
|
||||
a. Safety
|
25
|
50
|
75
|
100
|
||
b. Equipment
|
20
|
40
|
60
|
80
|
||
c. Supervisory
|
5
|
20
|
35
|
50
|
||
d. Product/ Service quality
|
20
|
40
|
60
|
80
|
||
2
|
SKILL
|
28
|
||||
a. Experience
|
45
|
90
|
135
|
180
|
||
b. Education/ training
|
25
|
50
|
75
|
100
|
||
3
|
EFFORT
|
25
|
||||
a. Physical
|
25
|
50
|
75
|
100
|
||
b. Mental
|
35
|
70
|
105
|
150
|
||
4
|
WORKING CONDITIONS
|
16
|
||||
a. Unpleasant Conditions
|
20
|
40
|
60
|
80
|
||
b. Hazards
|
20
|
40
|
60
|
80
|
||
Total point
|
1000
|
1000
|
5. Grouping Method
Pembagian Group dalam Grading system ini dikarenakan, selama ini menjadi perhatian lebih hanya lebih fokus kepada Group Managerial saja. Sementara tim specialist yang menjadi suatu kelebihan perusahaan dalam menjawab permasalah yang ada tidak masuk dalam perhatian manajemen.
Akibat dari sistem ini, banyak tenaga ahli melakukan eksodus yang mengakibatkan bertambahnya turn over employee dan kehilangan tenaga ahli. Yang bertahan dalam perusahaan, mereka mencoba hijrah masuk ke group manajerial, yg menyebabkan kekurangan tenaga ahli. Harus ada perlakuan khusus utk tenaga ahli seperti ini. Salah satunya adalah membuka krand grading mereka yg lebih tinggi lagi.
Grading system ini juga dapat digunakan perusahaan dalam memicu group lain yaitu tim sales. Untuk memotivasi mereka dalam meningkatkan pendapatan mereka dari insentif bukan dari basic salary atau grading system. Dari semua group yang ada, tim Sales mereka merupakan grading yang paling terendah.
Grading system juga mengeliminasi dari perlakukan kepangkatan berdasarkan senioritas. Dalam grading system ini, utk tim Administasi merupakan ada pembatasan grading, tertinggi hanya selevel supervisor. Pembatasan ini dikarenakan karena tim administrasi biasa, tdk membutuhkan spesialist tertentu, atau jurusan kuliah tertentu. Pekerjaan ini sifat administrasi biasa, tdk membutuhkan keahalian yg tinggi atau jurusan sekolah tertentu.
Berikut gambar Grouping Method
Langganan:
Postingan (Atom)